Petani sawit Demo di polres Kampar,Desak Ormas pengeroyokan segera di tangkap!"


Kampar,WACANATERKINI.COM ---Amarah petani sawit di Kampar, Riau, akhirnya meledak! Ratusan massa dari Koperasi Kelompok Tani Kesatria Perkasa (KTKP) mengepung Mapolres Kampar, Jumat pagi (18/7/2025), menuntut keadilan atas kasus pengeroyokan brutal yang dialami anggota mereka sebulan lalu. Empat orang anggota koperasi menderita luka serius setelah diserang oleh sekelompok orang tak dikenal yang diduga kuat dari salah satu ormas. Ironisnya, hingga kini, laporan mereka ke polisi justru seperti ditelan angin.


"Kami Sudah Lapor Sejak 17 Juni, Tapi Pelaku Masih Bebas Berkeliaran!"


Aksi demonstrasi yang sempat memanas ini merupakan klimaks dari kekecewaan para petani terhadap lambannya penanganan hukum oleh aparat Polres Kampar. Ketua Koperasi, Hamdan, dalam orasinya menyatakan, pihaknya sudah melaporkan aksi pengeroyokan pada Selasa, 17 Juni 2025 di Jalan Pasir Pangaraian–Bangkinang, tepatnya di Batu Langkat, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar. Namun, satu bulan berlalu, belum ada satu pun tersangka yang ditahan, padahal identitas pelaku telah diketahui.


"Kami kecewa berat dengan kinerja Kapolres Kampar. Sudah jelas-jelas ada empat anggota kami luka berat. Ini bukan perkara sepele. Kami datang hari ini untuk menggugat keadilan yang ditunda," tegas Hamdan penuh emosi.


Kapolres Akhirnya Berjanji, Tapi Petani Mulai Hilang Kesabaran


Meski semula akan menggelar aksi di depan Mapolres, rencana demonstrasi urung dilakukan setelah Kapolres Kampar mengundang Ketua dan Wakil Ketua Koperasi untuk melakukan mediasi. Dalam pertemuan tertutup tersebut, pihak penyidik akhirnya buka suara dan berjanji akan segera menyurati oknum ormas berinisial EEM, yang disebut-sebut sebagai dalang pengeroyokan.


"Kami sudah kantongi identitas dan keberadaan EEM. Dalam waktu dekat, kami akan ambil langkah hukum terhadap yang bersangkutan," ungkap salah satu penyidik.


Namun janji tersebut tak cukup menenangkan massa. Wakil Ketua Koperasi, Hendra Eka Saputra, menyatakan dengan tegas bahwa jika dalam waktu satu minggu ke depan belum ada progres signifikan, pihaknya akan kembali turun ke jalan dengan jumlah massa yang lebih besar.


"Polisi jangan takut dengan ormas. Kalau dibiarkan, bisa saja korban berikutnya bukan cuma luka, tapi bisa kehilangan nyawa. Salah satu pelaku bahkan membawa senjata api. Jenisnya kami belum tahu, tapi ini sudah sangat mengkhawatirkan!" ujar Hendra lantang.


Premanisme Mengancam, Petani Trauma dan Takut Berkebun


Insiden berdarah ini menyisakan luka mendalam bagi anggota koperasi. Mereka kini trauma, takut turun ke kebun, dan merasa terancam setiap saat. Ironisnya, negara seolah absen dalam melindungi rakyat kecil dari intimidasi kelompok ormas liar bersenjata.


Menko Polhukam Budi Gunawan: Negara Tidak Boleh Kalah oleh Ormas Preman


Menyikapi situasi yang mulai mengkhawatirkan, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Budi Gunawan, angkat bicara. Ia menegaskan bahwa pemerintah pusat tidak akan mentolerir aksi premanisme dan kekerasan oleh ormas yang meresahkan masyarakat.


"Negara tidak boleh kalah oleh ormas preman. Pemerintah tidak akan ragu-ragu menindak tegas setiap tindakan intimidatif yang mengganggu ketertiban dan keamanan, apalagi sampai melukai warga atau pelaku usaha," tegas Budi Gunawan dalam pernyataan resminya.


Desakan Transparansi: Di Mana Taring Hukum di Kampar?


Aksi ini menjadi preseden buruk terhadap penegakan hukum di Kabupaten Kampar. Koperasi KTKP menuntut lima hal penting: penahanan pelaku utama, pengusutan senjata api ilegal, perlindungan terhadap saksi dan korban, transparansi proses penyidikan, dan pengawasan dari Polda Riau agar penanganan tak lagi diseret tarik ulur.


Kini, sorotan publik tertuju ke Kapolres Kampar. Akankah institusi ini mampu membuktikan keberpihakan pada korban dan bukan pada tekanan kelompok tertentu?


Jika tidak, satu pekan ke depan, suara petani sawit di Kampar akan kembali mengguncang jalanan – dan kali ini, mungkin lebih besar dan lebih Bersambung...



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama